Lompat ke konten
Home » Sifat Mekanis Baja Struktural Menurut SNI 2052:2024 » Halaman 5

Sifat Mekanis Baja Struktural Menurut SNI 2052:2024

5. Sifat Mekanis Baja Tulangan Menurut SNI 2052:2024

Baja tulangan atau reinforcement bar (rebar) merupakan elemen penting dalam konstruksi beton bertulang. Sifat mekanis dari baja tulangan sangat menentukan kemampuan struktur dalam menahan gaya tarik, lentur, dan beban gempa.

Pemerintah Indonesia menggunakan SNI 2052:2024 sebagai standar terbaru untuk mengatur mutu dan klasifikasi baja tulangan. Standar ini mencakup spesifikasi lengkap mengenai kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, toleransi dimensi, dan pengujian mekanis..


5.1 Jenis Baja Tulangan Menurut SNI 2052:2024

SNI 2052:2024 mengklasifikasikan baja tulangan berdasarkan bentuk permukaan dan kekuatan tariknya. Dua jenis utama adalah:

1. Baja Tulangan Polos (BJTP)

  • Permukaan halus (tanpa sirip).
  • Biasanya digunakan sebagai tulangan ikat atau distribusi.
  • Kelas utama: BJTP 280
    • Kuat leleh min: 280 MPa
    • Kuat tarik min: 350 MPa

2. Baja Tulangan Sirip (BJTS)

  • Memiliki sirip melintang (deformasi) untuk meningkatkan lekatan dengan beton.
  • Digunakan sebagai tulangan utama dalam struktur.
  • Kelas-kelas yang tercantum dalam SNI:
    • BJTS 280, BJTS 420, BJTS 520, BJTS 550, BJTS 690

5.2 Tabel Sifat Mekanis Baja Tulangan (Tabel 7 SNI 2052:2024)

Kelasfy Min (MPa)fu Min (MPa)fu/fy MinRegangan Min (%)
BJTP 28028035011% (≤10 mm), 12% (≥12 mm)
BJTS 2802803501,2511% (≤10 mm), 12% (≥13 mm)
BJTS 4204205251,2514% (≤19 mm), 12% (22–36 mm), 10% (>36 mm)
BJTS 5205206501,2514% (6–16 mm), 12% (19–25 mm), 10% (29 mm ke atas)
BJTS 550550687,51,2512% (≤36 mm), 10% (>36 mm)
BJTS 6906908051,1710% (semua diameter)
Sifat mekanis baja tulangan

Catatan penting:
Nilai elongasi minimum merujuk pada pengujian tarik sepanjang 200 mm. Nilai ini sangat penting untuk memastikan daktilitas tulangan dan kemampuan deformasi struktur saat menerima beban gempa.

5.3 Uji Mekanis Baja Tulangan Berdasarkan SNI

SNI 2052:2024 mengatur jenis-jenis pengujian mekanis wajib untuk baja tulangan:

1. Uji Tarik (Tensile Test)

  • Mengukur: kuat leleh (fy), kuat tarik (fu), dan elongasi.
  • Pengujian spesimen menggunakan alat uji tarik dengan panjang ukur 200 mm.

2. Uji Lekukan (Bending Test)

  • Menguji kemampuan tulangan yang mengalami tekuk pada sudut tertentu tanpa retak.
  • Harus mampu mengalami tekuk 180° (untuk diameter ≤ 20 mm) atau 90° tanpa retak luar.

3. Uji Geometri dan Dimensi

  • Memastikan kesesuaian diameter, toleransi berat, dan panjang nominal sesuai ketentuan.

5.4 Persyaratan Tambahan untuk Baja Tulangan Tahan Gempa

SNI 2052:2024 juga mencantumkan ketentuan khusus baja tulangan untuk struktur tahan gempa:

  • Harus memiliki rasio fu/fy ≥ 1,25.
  • Harus memiliki elongasi minimum ≥ 14% untuk diameter tertentu.
  • Tidak boleh menunjukkan retak setelah uji tekuk.

Artinya, tidak semua BJTS boleh digunakan pada struktur tahan gempa; hanya kelas dan ukuran yang memenuhi syarat daktilitas tinggi yang diperbolehkan.

Sekarang kita lanjut membahas Perbandingan Karakteristik Baja Profil dan Baja Tulangan di halaman selanjutnya.

Laman: 1 2 3 4 5 6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected